Jakarta Biennale bekerjasama dengan Amnesty Internasional akan menyelenggarakan bincang-bincang “Konflik Sebagai Bidan Kesadaran: Percakapan Seni dan HAM” pada 25 Juli 2020, pukul 16.00-17.00 di aplikasi Teams Live dan akan disiarkan di Indonesia, Hong Kong dan wailayah Asia lainnya.

Dipandu oleh Grace Samboh, salah satu kurator Jakarta Biennale 2021, bincang-bincang ini akan menghadirkan dua seniman dari dua latar belakang dan praktik seni berbeda. Badiucao (Tiongkok) dan Tamarra (Indonesia), akan berbicara tentang pergulatan mereka memperjuangkan Hak Asasi Manusia melalui karya dan aktivisme seninya. Keduanya memiliki keberanian mengungkap konflik dan ketimpangan HAM di sekitar mereka.

Badiucao adalah seniman dan kartunis politik yang popular dan secara produktif menggunakan karyanya untuk menentang kebijakan sensor informasi dan kediktatoran di Tiongkok melalui akun media sosialnya, terutama Twitter @badiucao.

Tamarra adalah seniman lintas media yang tinggal dan bekerja di Yogyakarta. Ia aktif melakukan riset dan proyek seni, terutama yang terkait isu-isu transgender.

Acara akan diselenggarakan dalam Bahasa Inggris, penjelasan Bahasa Indonesia tersedia di kolom chat meeting room sepanjang acara.

Mari bergabung dengan “Konflik sebagai Bidan Kesadaran: Percakapan Seputar Seni dan HAM”. Pendaftaran dapat dilakukan segera di bit.ly/senidanham. Link bincang-bincang akan dikirimkan sesudah registrasi.