Jakarta Biennale 2017

JIWA

Gudang Sarinah Ekosistem, Museum Sejarah Jakarta, Museum Seni Rupa dan Keramik

4 November – 11 Desember 2017

Direktur Eksekutif: Ade Darmawan
Direktur Artistik: Melati Suryodarmo (Indonesia)
Kurator: Philip Pirotte (Belgia), Vit Havranek (Republik Ceko), Hendro Wiyanto (Indonesia), Annisa Gultom (Indonesia)

 

“JIWA: Jakarta Biennale 2017” diselenggarakan sebagai usaha untuk terus memperkaya dan memperluas pengalaman artistik dan daya kritis publik dalam mendekati fenomena kenyataan kontemporer dengan cara yang lebih kontemplatif dan indrawi. Konsep “Jiwa” ditawarkan untuk membahas berbagai masalah dan pertanyaan mengenai seni dan budaya kontemporer. Jiwa dapat diartikan sebagai sebuah dorongan dasar manusia, kebersamaan, masyarakat, alam, serta segala sesuatu yang bersifat rohaniah dan tak kasat mata.

Tiga buku diterbitkan seiring penyelenggaraan bienial. Buku-buku tersebut adalah Melampaui Citra dan Ingatan, kumpulan tulisan seni rupa Bambang Bujono dari 1968–2017; Dari Kandinsky Sampai Wianta, catatan-catatan Siti Adiyati dari 1975–1997; dan Seni Manubilis, yang berisikan ulasan, tulisan, dan arsip mengenai Semsar Siahaan. Selain itu, diadakan pula berbagai lokakarya yang menghadirkan seniman sebagai pengajar di beberapa sekolah yang diundang bekerjasama.

Seniman:
Abdi Karya (Indonesia), Afrizal Malna (Indonesia), Alastair McLennan (Irlandia Utara), Ali Al-Fatlawi & Wathiq Al-Ameri (Swiss), Aliansyah Caniago (Indonesia), Arin Rungjang (Thailand), Chiharu Shiota (Jepang/Jerman), Choy Ka Fai (Singapura), Darlane Litaay (Indonesia), Dineo Seshee Bopape (Afrika Selatan), Dolorosa Sinaga (Indonesia), Eva Kotátková (Republik Ceko), Gabriela Golder (Argentina), Hanafi (Indonesia), I Made Djirna (Indonesia), Imhathai Suwatthanasilp (Thailand), Jason Lim (Singapura), Karrabing Film Collective (Australia), Keisuke Takahashi (Jepang), Kiri Dalena (Filipina), Luc Tuymans (Belgia), Marintan Sirait (Indonesia), Rama Surya (Indonesia), Ratu Saraswati (Indonesia), Robert Zhao (Singapura), Semsar Siahaan (Indonesia), Siti Adiyati (Indonesia), Vasil Artamonov & Alexey Klyuykov (Republik Ceko), Willem de Rooij (Belanda), Wukir Suryadi (Indonesia), Yola Yulfianti (Indonesia).